emailsangel – Perang merupakan aksi yang berbentuk serta tidak berbentuk antara 2 orang atau lebih yang mengendalikan area yang disengketakan( dalam maksud kecil, ini merupakan situasi konflik lewat pemakaian daya). Perang pada awal mulanya dimaksud selaku bentrokan bersenjata. Di masa modern, perang sudah menciptakan lebih banyak kelebihan teknologi serta pabrik. Perihal ini terlihat dalam ajaran militernya, semacam” siapa yang mengendalikan ketinggian serta memahami bumi”.
Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan yang tinggi harus dicapai melalui teknologi. Namun, kata war tidak lagi berfungsi sebagai kata kerja, melainkan menjadi kata sifat. Penyebaran seperti inilah yang membuat jurnalis populer, dan transformasi ini secara bertahap mendapatkan status yang seharusnya, tetapi secara umum, perang berarti “kontradiksi”.
Sepanjang sejarah manusia, manusia telah membuktikan dirinya sebagai penghasil rasa sakit yang hebat. Semakin maju peradaban, semakin tidak berdaya penderitaan yang ditimbulkannya. Ada banyak saluran yang menyebabkan penderitaan, antara lain politik, militer, hukum, kriminal, masyarakat, ekonomi, dan agama. Moctal Kusumatamaja mengutip perkataan Jean Pictet bahwa fakta yang disesalkan adalah bahwa dalam 3400 tahun sejarah tertulis, umat manusia hanya mengenal 250 tahun perdamaian.
Perang merupakan perwujudan dari naluri untuk mempertahankan diri yang dianggap antara hubungan antarpribadi dan negara. Dalam 5600 tahun terakhir, umat manusia telah berperang di 14.600 perang. Hal ini menunjukkan bahwa konflik bersenjata atau perang sudah ada dan terjadi ribuan tahun yang lalu, walaupun situasi dan luasnya berbeda dengan konflik bersenjata saat ini. Disini kami akan membahas perang perang yang pernah terjaid di dunia.
Perang Yang Pernah Terjadi Di Dunia
1. Konflik Karen (1949-Sekarang; 67 tahun dan masih berlangsung)
Pemerintah Burma akhirnya menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan kelompok pemberontak Karen. Gencatan senjata antara kedua belah pihak bertujuan untuk mengakhiri konflik 62 tahun tersebut. Pemerintah Myanmar mencapai kesepakatan dengan 19 kelompok dari Serikat Nasional Karen (KNU) dan menandatangani dua kesepakatan untuk mengakhiri permusuhan antara militer dan Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA). Kedua belah pihak mencapai kesepakatan, dan setelah 62 tahun konflik, kedua belah pihak memulai dialog tentang penyelesaian politik.
Seperti yang dilaporkan Reuters pada Kamis (1 Januari 2012), gencatan senjata adalah langkah pertama untuk mengakhiri dua dekade sanksi UE dan AS terhadap Myanmar. Salah satu syarat untuk mencabut embargo adalah mencapai perdamaian dengan milisi.
David Hoto, wakil ketua Tentara Pembebasan Rakyat Korea, yang memimpin delegasi, mengatakan bahwa iklim politik Myanmar sedang berubah. Di bawah kepemimpinan pemerintahan reformis yang baru, dialog tidak bisa dihindari. Dia berkata: “Kami tidak pernah memiliki kepercayaan dalam negosiasi sebelumnya. Berdasarkan situasi yang berubah di seluruh dunia, pembicaraan damai sekarang tidak dapat dihindari, dan inilah yang harus kami lakukan tanpa lelah.” Hoto berkata: “Orang-orang telah mengalami kengerian perang sejak lama. Saya yakin mereka akan sangat senang mendengar berita itu. Saya berharap mereka bisa menikmati manisnya rasa damai kali ini.”
Selama ini militer Myanmar dituduh menindas suku Karen dan minoritas lainnya dengan melakukan pelanggaran HAM, mulai dari pemerkosaan dan kerja paksa hingga penyiksaan dan pembunuhan.
2. Perang Belanda untuk Kemerdekaan (1568-1648; 80 tahun)
Perang 80 Tahun (1568–1648), Perang Kemerdekaan Belanda berakhir dengan dimulainya perang disorganisasi dan penjajahan Indonesia. Bumi terus berputar … takdir umat manusia juga berputar. Sebelum 1648, Belanda adalah koloni Spanyol. Setelah delapan puluh tahun bekerja keras untuk menyingkirkan penjajahan Belanda, Belanda mampu merdeka. Saat itu, Spanyol dipimpin oleh Raja Philip II. Perang Kemerdekaan Belanda melawan Spanyol disebut Perang Delapan Puluh Tahun (1568-1648).
Pemberontakan Belanda adalah pemberontakan yang dilancarkan oleh 17 provinsi di dataran rendah utara, yang sebagian besar beragama Protestan. Mereka menolak aturan Raja Felipe II dari Spanyol yang bersikeras Katolik. Provinsi selatan juga berpartisipasi dalam pemberontakan pada awalnya, tetapi akhirnya menyerah pada Spanyol.
Perang panjang ini awalnya disebabkan oleh konflik agama antara reformis Protestan dan Katolik di Belanda dan Spanyol. Setelah menguasai jalur ekonomi, perang ini akhirnya bisa berakhir. Kekuatan ekonomi sebagai suplai logistik jangka panjang sangat mempengaruhi kemenangan Belanda dalam konflik terpanjang di Eropa hingga menyebabkan runtuhnya kejayaan Kerajaan Romawi Suci di masa depan. Dalam perang antara Spanyol dan Belanda, Portugal berada di bawah kendali raja Spanyol. Hal ini mendorong Raja Philip II mengeluarkan perintah untuk menutup pelabuhan Lisbon dan melarang lewatnya kapal-kapal Belanda. Hal ini dilakukan untuk mencegah Belanda mendanai perangnya dengan Spanyol karena sumber utamanya (perdagangan rempah-rempah melalui Lisbon) telah ditutup. Justru sebaliknya. Tertutupnya pelabuhan Lisbon membuat Belanda bertekad untuk mendapatkan rempah-rempah langsung dari sumbernya, nusantara.
Baca Juga : Aksi Para Caleg Yang Gagal Terpilih Menjadi Caleg
3. Plantagenet-Valois/Perang Seratus Tahun (1337-1453; 116 tahun)
“Perang Seratus Tahun”, bisa disebut juga dengan “Perang Seratus Tahun 1337-1453”, yaitu merupakan serangkaian perang besar yang menggabungkan Kerajaan Inggris dan Kerajaan Prancis. Perang 116 tahun ini bukanlah perang yang berkelanjutan, tetapi diinterupsi oleh beberapa perjanjian dan gencatan senjata. “Perang Seratus Tahun” berawal dari kebangkitan kembali semangat Inggris setelah Raja Edward II lahir. Putra Edward II mewarisi gelar Edward III. Di bawah kepemimpinannya, Edward III dielu-elukan sebagai raja yang kuat dan cakap di medan perang. Bangsawan Inggris, yang secara tidak langsung memainkan peran penting dalam perkembangan Inggris, dianggap sangat mendukung Edward III dan menjadi raja yang menggantikan Edward II.
Misi yang utama Kerajaan Inggris di bawah Edward III yaitu melakukan ekspansi ke Skotlandia pada tahun 1333. Serangkaian serangan oleh Inggris yang mengendalikan Skotlandia berakhir dengan sukses. Namun kemudian, Skotlandia berhasil menyingkirkan kekuasaan Kerajaan Inggris. Keberhasilan Skotlandia bukan karena ketidakmampuan Edward III untuk mempertahankan wilayah yang didudukinya, tetapi karena ia lebih suka mengontrol wilayah Prancis, yang dianggap lebih kaya daripada Skotlandia. Kali ini, fokus utama kerajaan Inggris adalah menguasai daratan Prancis.Kala itu, Prancis sedang dalam masa vakum kekuasaan setelah berakhirnya kepemimpinan Prancis atas keluarga Capet. Edward III kemudian mengklaim kedaulatan atas wilayah Prancis pada tahun 1338. Konflik yang terjadi antara Inggris dan Prancis sebenarnya terjadi jauh sebelum Edward III mengklaim menguasai daerah Prancis. Berbagai konflik skala kecil dan besar sering terjadi antara Inggris dan Prancis.
Misalnya di bidang ekonomi, persaingan antara pengusaha Inggris dan Prancis sangat ketat. Pemerintah Prancis sering ikut campur dalam perdagangan wol antara wilayah Flanders di bawah kendali Prancis dan para pedagang Inggris yang terluka parah oleh tindakan pemerintah Prancis. Pengusaha Inggris percaya bahwa mereka telah menjalin hubungan perdagangan yang panjang dengan Flanders, jadi Prancis tidak boleh membingungkan mereka. Bahkan para pelaut Inggris juga dan Prancis pun sering saling membajak kapal dagang yang ditemuinya.
4. Perang Salib
Kebanyakan orang tahu tentang Perang Salib, tetapi hanya sedikit orang yang tahu sebab dan akibat perang. Ada delapan perang salib besar, dan meskipun perang salib lain mengikuti dengan cermat, skala kecil dan dampaknya kecil dalam sejarah. Perang Salib adalah salah satu perang paling terkenal dalam sejarah. Perang ini tidak hanya untuk mengalahkan kota suci Yerusalem, tetapi juga diam-diam dianggap sebagai perang suci antara dua agama utama, Islam dan Kristen. Inilah delapan perang salib dalam catatan sejarah beserta penjelasannya.
Perang salib antara Islam Timur dan Kristen Barat terjadi karena banyak faktor utama, seperti agama, politik, dan sosial ekonomi. Semuanya dimulai pada 1070, ketika Selcuk merebut Yerusalem dari Turki dan mengalahkan Kaisar Yunani Dionenes pada 1071 dan memenjarakannya di Manzikert. Asia Kecil dan seluruh Syria adalah milik Seljuk. Antiokhia menyerah pada 1084, dan pada 1092, semua kota besar di Asia tidak berada di bawah kendali Kristen. Aturan Seljuk membuat ziarah Kristen ke Yerusalem lebih ketat dan lebih ketat, yang memperburuk situasi. Ini mendorong orang Kristen untuk mencoba mendapatkan kembali kebebasan mereka dengan mengambil kembali Yerusalem dari Muslim.
Saat tahun 1095, Kaisar Alexius Komnenus memohon Paus Urbanus II buat menancapkan antusias perang salib di antara pemeluk Kristiani di Eropa. Buat mengumpulkan gerombolan, ia melantamkan perang buat menaklukkan gereja- gereja Timur yang dikendalikan oleh Mukmin.
Baca Juga : Hal Misterius Yang Pernah Terekam Oleh Google Earth
5. Perang Napoleon
KOMPAS.com – Napoleon Bonaparte adalah seorang prajurit yang menjadikan dirinya kaisar Prancis dan menaklukkan sebagian besar Eropa pada awal abad ke-19. Napoleon lahir di Ajaccio di pulau Corsica di Laut Mediterania pada tanggal 15 Agustus 1769. Mereka adalah Carlo Buonaparte dan Romano Buonaparte. Romalino Buonaparte). Napoleon dilahirkan dalam keluarga yang tidak begitu kaya dan kemudian tumbuh menjadi pemikir militer terbesar di Eropa.
Karier Napoleon dimulai 30 tahun sebelum Perang Waterloo pada 1785, ketika ia lulus dari Akademi Militer di Paris, yang dilansir History Extra. Meskipun Napoleon pandai meneliti dan rakus membaca strategi militer, teman-teman sekelasnya menolaknya.Mereka selalu mengira dia orang asing dengan logat yang aneh.
Sehabis kematian bapaknya, Napoleon jadi kepala keluarga pada umur 15 tahun. Pada 1793, kala terjalin kekalutan di Corsica, ia bawa keluarganya ke Prancis. Di Prancis, Napoleon kembali bekerja di kepahlawan. Berasal dari asal usul, beliau berkolaborasi dengan Augustin Robespierre, kerabat dari atasan revolusioner Maximilian Robespierre( Jacobin), yang memahami masa teror oleh German of Terror( 1793- 1794), rentang waktu ini ialah rentang waktu kekerasan kepada musuh- musuh revolusioner.
Selama periode ini, Napoleon dipromosikan menjadi brigadir jenderal. Namun, setelah Robespierre jatuh dari kekuasaan dan dipenggal pada Juli 1794, ia sempat ditempatkan di bawah tahanan rumah karena hubungan Napoleon dengan kedua saudara laki-lakinya. Pada 1795, Napoleon membantu menumpas pemberontakan royalis, menentang pemerintahan revolusioner di Paris, dan dipromosikan menjadi mayor jenderal.
6. Perang Dingin
Setelah Perang Dunia Kedua, pada tahun 1950-an, dunia memasuki era Perang Dingin. Perang Dingin adalah persaingan ideologis antara Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk memperebutkan pengaruh negara lain. Namun, tidak seperti kedua perang dunia tersebut, Perang Dingin tidak melibatkan serangan militer.
Uni Soviet membebaskan negara-negara Eropa Timur dari pendudukan pasukan Nazi Jerman melalui Tentara Merahnya. Namun setelah pembebasan, Uni Soviet mencoba menanamkan pengaruh komunisme di negara-negara tersebut. Tindakan Uni Soviet membuat khawatir Inggris, sekutu dekat Amerika Serikat. Kedua negara Barat ini khawatir pengaruh komunisme Soviet akan menggerogoti sistem demokrasi yang sudah mapan di Eropa Barat. Uni Soviet memang mencoba menyebarkan gagasan komunisnya ke seluruh dunia. Di Eropa Timur dan Tengah, Uni Soviet juga menguasai negara-negara bekas jajahan Jerman untuk berjaga-jaga dari potensi ancaman Jerman.
Amerika Serikat serta Inggris Raya menjawab tahap Uni Soviet dengan mendirikan gulungan Barat buat bersaing dengan Uni Soviet serta gulungan Timurnya. Golongan Barat diucap Badan Akad Atlantik Utara( NATO). Pada dikala yang serupa, Uni Soviet membuat” Akad Warsawa”, yang memadukan Uni Soviet dengan Albania, ada juga Cekoslowakia, lalu Bulgaria, trus Jerman Timur, selanjutnya Hongaria, dan Polandia, serta Rumania.
Pada tahun 1947, persaingan Perang Dingin semakin ketat. Saat itu, Amerika Serikat meluncurkan “Marshall Plan”. Marshall Plan adalah bantuan AS untuk negara-negara yang terkena dampaknya. Bantuan itu memungkinkan negara-negara Eropa untuk membangun kembali negaranya setelah Perang Dunia Kedua. Sebelum berakhirnya Perang Dingin, Amerika Serikat dan sekutunya berada dalam posisi yang lebih unggul secara ekonomi.
7. Pemberontakan Taiping
Pemberontakan Taiping adalah salah satu dari serangkaian perang yang menghancurkan di Tiongkok, yang terjadi dari tahun 1850 hingga 1864. Ini adalah pemberontakan melawan kekuasaan Dinasti Qing, yang diprakarsai oleh organisasi pemuja dewa yang mempertanyakan situasi ekonomi. Di samping mereka.
Pemberontakan Taiping bahkan membuat kelompok itu menduduki kota utama Nanjing selama lebih dari satu dekade. Hong Xiuquan, pemimpin pemberontakan, mulai memperluas pengaruh kebaktiannya secara nasional.
Pada tahun 1850, dia mulai melihat timnya diperlengkapi dan terorganisir dengan baik. Ketika mereka mengalahkan tentara Qing di beberapa kota, mereka melihat beberapa kemenangan, dan pengepungan Nanjing akan menjadi titik tertinggi perjuangan mereka. Namun, begitu Eropa bergabung dengan tentara Qing, itu adalah awal dari akhir. Hong ditemukan tewas pada tahun 1864. Pemberontakan gagal dan sedikitnya 20 juta orang tewas.