8 Kemunculan Ular Di Berbagai Daerah
Kemunculan Ular – Belakangan ini, puluhan ular ditemukan berkeliaran di berbagai daerah. Berangkat dari Jember, Jakarta Timur, Depok, Surakarta menuju Klaten. Pengamat ular Arbi Krisna mengungkapkan, kemunculan ular dalam beberapa bulan terakhir merupakan fenomena alam. Ia mengatakan: “Dari November hingga Januari selama masa inkubasi, singa betina bertelur satu bulan hingga dua bulan lalu.” Pada saat yang sama, Amir Hamidy, peneliti reptil di Pusat Penelitian Biologi LIPI, mengungkapkan pelepasan ular tersebut. tergantung pada musim terkait erat. Ia mengatakan: “Awal musim hujan adalah saat telur ular menetas. Ini fenomena normal dan siklus alami.” Warga dituntut untuk waspada. Misalnya, bersihkan lingkungan secara rutin dan jangan menumpuk barang yang tidak terpakai.
1. Penemuan 13 ekor ular kobra, di Klaten
emailsangel – Teror ular kobra menggelisahkan masyarakat Desa Grembyang RT 015, RW 008, Dusun Karangwungu, Kecamatan Karangdowo, Klaten, Jawa Tengah. Sepanjang 4 hari sudah ditemui 13 akhir anakan ular kobra di desa itu persisnya di gerai mie ayam.” Iya, betul. Mulai sepekan kemudian sepanjang 4 hari ditemui anak ular kobra sebesar 13 akhir. 11 sukses ditemui serta 2 akhir kabur,” tutur Camat Karangdowo, Tomisila dikala dihubungi Kompas. com, Selasa( 10 atau 12 atau 2019).
. Menurutnya, di balik ular tersebut terdapat sawah yang sudah lama tidak dimanfaatkan. Nama latin ular adalah naja sputatrix. Diduga ular kobra tersebut keluar dari persawahan untuk mencari mangsa, sehingga sampai di pemukiman. Konon inilah pertama kali muncul seekor kobra di Dukuh Grembyang. Dikatakan sebelumnya bahwa ular kobra tidak pernah mencapai pemukiman penduduk. Selain itu, petugas Klaten Damkar Eddy Setiawan yang turut serta dalam evakuasi menyatakan pihaknya sudah mendapat laporan penanganan kobra pada Jumat (12/12/2019).
Ular itu berada di rumah Surmiati, warga Dukuh Grembyang di Karangwungu, Klaten Karangdowo. Ia mengatakan: “Enam ekor kobra dievakuasi dari rumah penduduk. Kobra kami dikembalikan ke tempat yang tidak terjangkau manusia.” Katanya, ular kobra ini dapat menyemburkan racun hingga 3 meter. Habitat ular kobra adalah persawahan, daerah yang padat atau lembab, dengan banyak lubang di tanah. Jika mengetahui ada ular berbahaya di lingkungan sekitar dan tidak memiliki keahlian, pihak tersebut mengimbau kepada masyarakat agar tidak tertular. Eddy berkata: “Yang terbaik adalah melaporkan kejadian tersebut ke Klaten Damkar segera sehingga tindak lanjut dapat segera dilakukan.”
2. Sarang ular kobra di bawah lantai di karanganyar
Sejumlah ular kobra ditemui berkandang di dalam rumah masyarakat Perumahan Loh Agung, Dusun Dagen, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Beruntung kehadiran ular beracun itu kilat ditemui alhasil tidak memunculkan korban. Tuan rumah langsung bertamu Komunitas Exalos Indonesia pada Jumat( 1 atau 1 atau 2021) malam.
Bagi Pimpinan Exalos Indonesia Kopti Janu Ajaran Widodo , dia dan tim langsung membenahi 5 ekor ular tersebut. Dia mengatakan kepada TRIBUNNEWS. COM, Sabtu (2/1/2021): “Empat kobra baru menetas dan satu induk, jadi biarpun mereka kecil, racunnya akan membunuh orang.” Dikatakannya, rumah ini menjadi incaran ular bertelur karena berada di pinggir sawah. Ia menjelaskan: “Rumah berada tepat di samping sawah, jadi bila terdapat celah ular itu langsung masuk untuk menjadi kesempatan untuk bertelur.” Kopti Janu dan tim membutuhkan waktu evakuasi mulai pukul 21.00 WIB hingga 23.00 WIB. Dia berkata: “Saya menghancurkan semua area di mana ular bisa bersembunyi, dari dinding yang merusak hingga ubin.” Nantinya, ular tersebut akan dilepasliarkan ke habitatnya yang aman. Dia menjelaskan: “Kami akan dilepaskan ke dunia yang lebih luas sehingga kami dapat bertahan hidup tanpa dibunuh atau mengganggu masyarakat.”
Baca Juga : Kecelakaan Lalu Lintas Sebulan Terakhir Di Tana Air
3. Ular kobra masuk rumah di Lubuk Linggau
TRIBUNNEWS. COM, LUBUKLINGGAU– Ular kobra sekarang ini banyak bermunculan di Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau Sumatra Selatan. Insiden itu menyusul kedatangan puluhan akhir ular kobra di Banyuasin, sebagian hari tadinya. Kedatangan puluhan fauna melata ini juga memerangahkan masyarakat.
Titin, warga Jalan Kenanga I, Desa Kenanga, kaget. Kemarin Rabu (6/1/2021) pagi, saat ibu rumah tangga bangun pagi untuk sholat subuh, dia kaget saat menemukan ada ular kobra di rumahnya. Saat itu, ular itu sedang merangkak menuju bagian bawah lemari. Tintin dengan histeris memanggil suaminya AM (55 tahun) minta tolong untuk membunuh ular itu. AM mengatakan, tiba-tiba istrinya memanggilnya dengan ngeri, ternyata ada seekor ular kobra di bawah lemari di ruang tamunya. Dia mengatakan pada Kamis (7/1/2021): “Saya hendak keluar kamar dan sholat subuh. Tiba-tiba istri saya setengah berteriak dan ada ular di bawah lemari di ruang tamu.” Dia mengungkapkan bahwa dia melihat kepalanya berdiri dan mengeluarkan suara mendesis yang kuat, seperti ular dalam keadaan mengancam, dia tahu itu adalah ular kobra. AM mengatakan:” Aku langsung otomatis buat mengutip balok kayu yang terletak di dalam kamar. Awal mulanya aku mau mengambilnya tetapi sebab susah meletakkannya di dasar lemari yang hendak membentur kepalanya.”
Awalnya ia menemui empat kesulitan dalam membunuh ular tersebut, karena letak ular tersebut tepat di bawah lemari, bahkan ular tersebut beberapa kali ingin mematuknya. Dia berkata: “Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menangani ular yang ada di bawah lemari itu. Saya berulang kali menusuknya dengan kayu, lalu keluar, dan terus saya pukul sampai kepalanya rata, sampai berhenti bergerak.
Waidi K.S, Sekretaris DPKPB Kota Lubklingau, mengatakan selama tahun 2020 ular masuk ke rumah-rumah di Kota Lubklingau sebanyak dua kali. Menurutnya, ular sudah masuk ke pekarangan warga karena secara alamiah reptil tersebut mencari tempat aman untuk mengerami telurnya setiap musim hujan. Dia mengatakan pada saat itu: “Ada laporan ular memasuki pemukiman bulan lalu, dan polisi kami ditangkap.”
4. Teror Ular Kobra di Banyuasin
Masyarakat Dusun Bintaran, Kecamatan Air Salek, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan berpulang sehabis dipatuk ular kobra di dini tahun 2021. Dikala peristiwa, Ar dari ladang serta akan kembali ke rumah. Tetapi dikala berdiri di depan pintu, beliau dipatuk ular kobra yang tidak sengaja beliau pijak. Sebab tidak merasakan apa- apa, Ar luang mengusir ular itu. Tetapi tidak lama setelah itu, Ar tidak sadarkan diri sebab toksin ular menabur ke badannya. Bagi Kepala Dusun Bintaran Rondi, korban luang dibawa ke pawang ular. Tetapi di ekspedisi beliau telah meninggal dunia.
rondi mengatakan Rabu (6/1/2021): “Dia dibawa ke pawang ular tapi mati di tengah jalan karena bisa menyebar dengan cepat ke seluruh tubuhnya.” Korban kedua adalah Boimin (50 tahun), yang sedang di dalam rumah. Saya dipatuk oleh ular saat di dalam. Boimin berhasil diselamatkan oleh pawang ular yang dikirim ke desa untuk dirawat. Rondi mengatakan kejadian teror yang sama terjadi pada awal tahun 2020, namun pada pertengahan tahun kejadian teror kobra menghilang lagi dan warga kembali beraktivitas secara normal. Rondi menuturkan, sejak sepekan lalu, warga sudah kembali menemukan banyak ular kobra yang masuk ke dalam rumah. Warga khawatir karena khawatir kejadian itu akan terulang kembali. Rondi berkata: “Banyak orang yang telah dipatuk sebab ular masuk ke dalam rumah. Saat ini masyarakat merasa gelisah akan kasus maraknya ular ini.” Supaya tidak terulang kembali, masyarakat memusyawarahkan untuk bergotong royong di dekat pemukiman.
Saat itu, warga menemukan ratusan kobra dan telur siap menetas. Mereka memilih membasmi ular tersebut karena dianggap berbahaya bagi warga. Rondi berkata: “Dulu tidak begitu seganas ini Kami sering bertemu, tapi tidak banyak. Tapi sekarang ular ini sudah masuk ke dalam rumah dan diserang. Makanya kami tidak mengetahuinya.” Horor, warga saat ini tidak berani pergi rumah dan kebun mereka. Apalagi di musim penghujan.
Baca Juga : Tragis, 7 Kebakaran Yang Menewaskan Sejumlah Orang
5. Di Jember, ular kobra masuk kamar indekos mahasiswi
Aktivitas teroris kobra di Jember, Jawa Timur terus berlanjut. Kali ini terjadi pada seorang siswa. Deby Aswiansyah, mahasiswi Institut Politeknik Negeri Jamber, kaget saat masuk kamar mandi di asramanya pada Selasa (12 Desember 2019) pagi. Karena didalamnya terdapat kulit ular hitam, ukurannya cukup besar. Selain itu, pipa pembuangan tersumbat. Akhirnya, dia tidak mandi dan melaporkan kejadian tersebut kepada teman-teman keluarga angkat lainnya. Setelah diperiksa, dia menemukan seekor ular di kamar mandinya. “Dulu ada ular yang masuk ke kamar saya,” kata perempuan yang kos di Jl Mastrip Gang II nomor 29 B itu.
Deby khawatir ular itu akan kembali ke kamar dan kemudian melapor kepada ibu kosnya.“ Aku dihubungi anak kos jika terdapat ular, kanak- kanak tidak berani masuk kamar mandi,” tutur Erni Irawati, owner rumah kos itu. Bagi Erni, air pengasingan kamar mandi tersendat diprediksi dampak ular.“ Kanak- kanak kos khawatir, aku pula bimbang, kesimpulannya aku tiba ke kantor Damkar memberi tahu,” tuturnya. Menemukan informasi itu, aparat Pemadam Kebakaran langsung tiba ke posisi. Dwiatmoko, Panglima Golongan Pemadam Kebakaran Jember, berkata, ularnya telah masuk ke saluran air, tetapi muaranya tidak ditemui. Dwiatmoko berkata, semenjak November kemudian, ular gempar di Jember. Grupnya telah menagani permasalahan ular di 5 posisi. Pada umumnya ular yang ditangani merupakan tipe kobra. Beberapa ular telah dalam situasi mati dampak dibunuh. Terdapat pula yang diserahkan ke BKSDA Area III Jember.“ Kantor Damkar tidak sempat menaruh ular kobra ataupun binatang liar yang lain,” tuturnya.
Sebelumnya, ular itu juga masuk ke Masjid Baitul Amien Jember. Warga membunuh ular kobra tersebut karena khawatir akan merusak aktivitas kapel masjid dan siswa yang bersekolah di masjid.
6. Ular Piton Masuk Balai Kota Solo
Solo-Seekor ular sanca kecil atau ular Sowo Kembang ditemukan bergelantungan di dekat Gedung Pemerintah Kota Surakarta, Kamis 12 Desember 2019. Ini adalah kali ke-20 dalam tiga bulan terakhir. Keberadaan ular pertama kali ditemukan oleh karyawan yang mengelola taman tersebut. “Ketika melihat ular di sekitar tempat parkir, dia kemudian menelepon teman-temannya,” kata Untung Suyadi, salah satu pegawai kantor yang menangkap ular tersebut. Ular itu ditemukan di dekat tempat parkir resmi walikota. Untung berkata: “Ular ini agresif dan terlihat sangat lapar.” Tanpa menggunakan alat apapun, Untung akhirnya berhasil membuat ular tersebut hidup. Menurut Untung, jenis ular yang sama sudah berkali-kali ditemukan di gedung balai kota dalam tiga bulan terakhir. Dia berkata: “Ini telah ditemukan 20 kali.”
Faktanya, ular yang ditemukan berukuran hampir sama, kurang lebih satu meter. Dia berkata: “Sepertinya mereka berasal dari spesies yang sama.” Namun sejauh ini, tidak ada sarang ular yang ditemukan. Ia juga menduga ada ular lain yang berkeliaran bebas. Hal tersebut didasarkan pada kebiasaan python dalam bertelur. Dia berkata: “Biasanya ular piton bertelur hingga 30 telur.”
7. 31 ekor anak ular kobra ditemukan di At Taqwa Sukoharjo
Sebanyak 31 akhir anak ular kobra Jawa ditemui di Langgar At Taqwa di Perumahan Graha Adi, Dusun Palur, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo. Menurut takmir Masjid Lanjar (47), ular muda ini sangat berbisa dan mematikan dan pertama kali ditemukan pada Sabtu (7/12/2019). Dia mengatakan bahwa beberapa anak ras campuran sedang mempersiapkan shalat Ashar, dan dia menemukan seekor anak kobra di atas tumpukan karpet di forum depan. Dia hadir pada Selasa (17/12/2019). Dia berkata: “Pada hari pertama, kami berhasil menemukan enam ekor ular kobra, tetapi semuanya harus dirawat.”
Menurutnya, ini baru pertama kali terjadi di masjid di kawasan pemukiman. Dengan semakin banyaknya ditemukannya ular-ular tersebut, penanganan ular tersebut kemudian dibantu oleh enam Brigjen India Janu Wahyu dari Indocina. Selama empat hari menyisir Janu, dia menemukan puluhan ular kobra Jawa muda, atau nama latinnya Naja Sputatrix. Janu berkata: “Saya menemukan 25 lagi, di mana saya telah melepaskan 5 atau melepaskannya lagi, hanya 20 yang tersisa.” Menurut Janu, ular ini banyak ditemukan di banyak gubuk permadani dekat mimbar masjid. Dia menjelaskan: “Saya menemukan ular pertama di tumpukan ubin dan setumpuk karpet.” Kemudian di kamar masjid, karpet diletakkan di tumpukan, dan banyak ditemukan ular muda di sana.
Beliau berspekulasi benih ular belia itu masuk langgar dekat 2 bulan kemudian, menelur, kemudian berangkat. Ia menarangkan: ” Cara inkubasi telur ular menyantap durasi dekat 2 bulan, serta telur ular ini belum meretas, jadi sehabis induknya menelur, ia berangkat.” Beliau meningkatkan kalau ular ini ditemui dewasa dekat 2 hingga 3 minggu serta panjangnya dekat 20 centimeter. Mengenang langgar itu dipakai selaku petarangan ular, parpol serta pengelola langgar menutup lubang di bangunan yang dipakai selaku tempat penyimpanan pompa air.
8. Warga Tasikmalaya berhasil menangkap puluhan ular kobra, dalam sepekan
Perumahan Tata Lestari RT 04/10 Desa Cikadongdong, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tata Kemalaya, Republik Tasmalea dikejutkan dengan kemunculan ular kobra dalam beberapa hari terakhir. Di pemukiman warga dekat persawahan, puluhan ular kobra ditemukan di pemukiman warga.
Saat Republika tiba di lokasi, warga menangkap tiga ekor ular. Taruh dua ular hidup-hidup di dalam botol air mineral. Seekor ular mati ditinggalkan sendirian. Salah satu warga yang melihat ular bernama Leli Widia (29 tahun) mengatakan ular tersebut pertama kali terlihat saat berada di rumah pada Senin pagi. Saat itu, dia baru saja pulang dan membuka pintu. Saat hendak membersihkan rumah, ia melihat seekor ular kobra sepanjang sekitar 30 cm di salah satu sudut rumah. Dia mengatakan pada Senin (16/12): “Ketika saya melihat seseorang di sudut, saya langsung berteriak (menjerit) dan lari keluar rumah.”
Insiden itu langsung membuat atensi masyarakat di dekat rumahnya. Asian, terdapat masyarakat yang berani membekuk ular itu. Walhasil, ular itu sukses dibekuk serta dimasukkan masyarakat ke dalam botol air mineral. Belum lenyap rasa kagetnya menciptakan ular di dalam rumahnya, suaminya, Sofyan( 32) kembali menciptakan ular kobra di rumahnya pada siang hari. Saat ini, pendamping suami istri itu bersama buah hatinya, buat sedangkan memilah bermukim di rumah orang berumur mereka yang sedang terletak di satu perumahan. ” Saat ini khawatir masuk rumah. Bawaannya tergambar lalu. Sedangkan di mari dahulu, di rumah mertua,” tutur Leli.
Beliau berkata, seminggu tadinya beliau luang memandang ular yang berbadan lebih besar kala lagi membersihkan di rumahnya. Tetapi ular itu tidak sukses dibekuk. Bagi ia, di kawasan tinggal itu sudah ditemui dibekuk belasan ular sepanjang seminggu terakhir. Apalagi buah hatinya yang sedang kecil pula luang memandang ular itu. ” Ini terkini awal sebesar ini. Tadinya mah tidak sering. Aku berprasangka dari rumah kosong sebab tanamannya besar. Di situ masyarakat sempat pula nemu satu. Mungkin terdapat biangnya di situ,” ucap wanita yang sudah 7 tahun bermukim di kawasan tinggal itu.